Rabu, 02 April 2014

Surat Untuk Mantan

Samarinda, 31 Maret 2014
Dear mantan pacarku yang disayangi Allah.
a’ apa kabarmu disana? Semoga Allah SWT selalu melimpahkan kebaikan bagimu ^_^.
Kepergianmu sejak november 2011 lalu menyisahkan banyak kisah sedihku yang tak bisa kubagi melalui media sosial yang terbatas karekter itu, melalui layang swaro (red:telfon, bhs Jawa) yang biasa kita lakukan semasa kita masih dalam satu kota, entah mengapa jarak yang lebih jauh ini malah memutuskan silaturahmi suara kita.
Sejak hubungan kita yang harus diakhiri karna kamu harus pulang ke kota kembang, aku harus berkata jujur bahwa sampai 3 tahun terakhir ini aku tak menjalin kisah lagi dengan yang lain. Aku masih cukup setia a’ menjaga setiap detik kenangan kita meski kita tidak saling berkomunikasi lagi. Kecewa pasti akan keputusan yang kupilih, aku tidak berani LDR bersamamu, jarak samarinda-bandung memang tidak jauh tapi kepercayaanlah yang tak yakin bisa kujaga.
Seperti yang kukatakan diawal banyak kisah sedihku yang belum kuceritakan padamu, salah satunya kepergian ayahku di 30 desember 2013 akhir tahun lalu. Kini kamu tak bisa lagi menemui beliau a’, kamu adalah satu-satunya pacarku pada saat itu yang mengenal baik dengannya dibanding dengan pacar-pacarku yang lain bahkan teman priaku. Kamu pasti sedih mendengar kabar ini, atau bahkan kamu sangat marah karna aku tak juga menghubungimu tentang berita duka ini.
Ditahun yang sama sebelum kejadian itu, hunian yang biasa kamu tujuh untuk menemui atau sekedar menjemputku kini tak lagi ku tempati. Tentangga-tetangga yang selalu excited dengan kedatanganmu satu-satunya pacar yang mampu menjemputku membawa kendaraan roda empat itu, kini tak lagi kamu temui jika saat ini kamu menjemputku. Karna kini aku tinggal ditempat lain, yang mungkin tak seakrab dengan kehadiranmu seperti yang lain dulu.
Yahh banyak perubahan saat ini tentang hidupku, kamar yang masih tergantung gelang berukir “Novan Surya Taufik” atas namamu, bukan lagi kamar yang bebas seperti dulu. Kini aku hanya hidup berdua bersama ibu, menjadikan kami hanya menyewa hunian yang berkamar satu. Kami harus tetap berada disini, sambil menunggu rumah impian yang baru dibangun ibuku yang semoga dalam beberapa bulan lagi bisa kami tempati. Kelak jika kamu datang kemari, kamu harus bertanya alamat baruku yah. . .
Tapi sebelum kamu menemuiku kamu harus cari tau dulu kabar tentangku, bisa jadi aku telah disunting pria lain.
Sejak kepergian ayahku a’, ibuku telah mengikat janji manis kepada temannya yang berada di tanah jawa, dikota asalku lamongan. Tak kusangka nasib siti nurbayah juga kualami dalam hidupku, tetapi a’ aku tak sesedih dia pastinya. Justru aku sangat bahagia dengan keputusan ibu seperti itu, namanya “fattah” dia pria dewasa 2 tahun dengan usia dewasaku 21 tahun, aku mengenal baik tentangnya seperti yang kamu tahu beberapa tahun sekali aku pulang kekampung halaman menemui kerabat, nenek dan kakekku disana. Saat aku ditanah jawa tentu saja aku sering bertemu dengannya, karna memang rumahnya dekat dengan rumah nenekku disana. Dia sosok dewasa yang pasti bisa membimbingku dan menjadi imamku seperti harapan dari ibuku. Tak ada yang kuragukan darinya a’ karna dia jodoh pilihan ibuku J.
Saat ini aku masih mempersiapkan diri untuk penelitian, 24 maret kemarin aku baru saja maju seminar proposal, menuntaskan tugasku menyelesaikan skripsi membuatku masih bertahan dikota ini. Kuliah d universitas negeri di kota ini membuatku bertekad kuat kelak aku akan menghidupi kehidupanku dan ibuku dengan kehidupan yang lebih baik meski dikota ini kami hanya tinggal berdua, tapi aku juga tak yakin jika terus-terusan hidup disini, jodohku yang saat ini juga masih kuliah ditanah jawa menantikan keberadaanku disana. Meski dia tak memaksaku kapan aku siap, tapi cinta kami bagai sudah terikat, aku disini dan dia disana ini bagaikan hubungan LDR yang ku tentang saat denganmu, jika dengan alasan yang sama pada hubungan ini tentu saja saat ini aku tak menerima hubungan ini, sama seperti menentang hubungan LDR kita, tapi a’ disini aku tidak bisa berbuat apa-apa karna ada campur tangan orang tua. Sabarkan hatimu ketika mendengar ini a’, jangan kau marah apalagi menyimpan dendam atas keputusanku yang dulu menjadi prinsipku. Inilah salah satu yang ku takuti kelak jika kita bertemu, pertanyaan “kok LDR?”. Jangan jangan tanyakan itu a’ jika saat ini boleh ku pinta. Biarkan kini semua menjadi takdir.
Melalui sepucuk surat ini ku harap kamu lelah dengan sikap baikmu yang selalu menanyakan kabarku, kurangi pertanyaan-pertanyaan itu a’, apalagi dengan bumbu-bumbu rasa rindumu. Terimakasih atas kehadiranmu dalam hidupku a’, sekian curahan hati tentang kehidupanku saat ini, kita sama-sama mendoakan saja. Wassalam ^_^
Yang selalu mendoakanmu


Tresa

i'am a special women..

i'am a special women..

i'am girly..

i'am girly..